Nadiem: Hasil Pendidikan Era Covid Bisa
Dipetik 15 Tahun Lagi
Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan masa transisi pandemi virus corona menjadi tantangan bagi Kemendikbud untuk melakukan metode pembelajaran yang baru. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono) |
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikubud) mengatakan masa pandemi (Covid-19) menjadi tantangan bagi Kemendikbud melakukan
metode pembelajaran yang baru. Hasilnya, menurut Nadiem baru bisa dirasakan
10-15 tahun ke depan.
"Kita tidak bisa melihat benefit-nya secara instan, feedback-nya baru 10-15 tahun ke depan, ini tantangan luar biasa," kata Nadiem dalam diskusi virtual, Selasa (9/6).
Dia menilai masa transisi akibat pandemi merupakan masa yang sulit dalam dunia pendidikan. Namun hal itu, kata Nadiem, bukan berarti tak ada kesempatan untuk memperbaiki pendidikan.
Pada masa transisi ini, ia melihat banyak orang tua, guru, maupun murid mencoba metode pembelajaran baru menggunakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Nadiem melihat kondisi ini sebagai investasi kemampuan individu di bidang teknologi.
"Jadi walaupun kualitas pembelajaran
terkorbankan, tetapi investasi untuk technology adaption sedang
terjadi," ujarnya.
Menurutnya, kondisi
masyarakat yang saat ini sedang beradaptasi dengan metode belajar baru dapat
menjadi keuntungan di masa depan. Sebab metode yang hari ini digunakan bisa
diadopsi di masa depan.
"Jadi ada trade of dimana ada pengorbanan kualitas tapi kita benefitnya ada untuk adaptasi atau adopsi dalam teknologi pembelajaran ke depan," ujarnya.
Guna mengantisipasi penyebaran virus corona,
Pemerintah Kabupaten Jombang meliburkan siswa sekolah
hingga perguruan tinggi. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif) |
Lebih lanjut ia mengatakan institusi pendidikan harus berinovasi dan berani bereksperimen demi menciptakan generasi baru yang mandiri dan adaptif dalam menghadapi perubahan. Sehingga institusi pendidikan harus berani bereksperimen untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif..
"Pendidikan adalah kemerdekaan, bagaimana menciptakan generasi baru yang bisa mandiri dan berinovasi dengan perubahan yang begitu cepat kalau institusi pendidikannya tidak berinovasi," kata Nadiem.
Selama pandemi virus corona, sejumlah kalangan mulai dari guru, pelajar, mahasiswa, mendesak Nadiem Makarim segera mengambil langkah yang dibutuhkan terkait pelaksanaan pendidikan di masa pandemi.
Salah satunya, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang berkali-kali mendesak Kemendikbud di bawah pimpinan Nadiem agar membuat kurikulum baru di tengah pandemi.
"PGRI mengusulkan agar pemerintah merancang 'Kurikulum Sekolah Era Pandemi (KSEP)' yang praktis dan aplikatif dengan target pembelajaran yang rasional," ujar Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi mengutip Antara, Sabtu (6/6Hingga saat ini belum ada kabar dari Kemendikbud tentang kurikulum darurat tersebut. Terlebih, tahun ajaran baru sudah semakin dekat, yakni 13 Juli mendatang.
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) juga menagih janji Kemendikbud terkait keputusan pembukaan sekolah di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Bahkan gerakan masif mendorong #Mendikbud Dicari Mahasiswa sampai #NadiemManaMahasiswaMerana ramai disuarakan mahasiswa melalui jejaring Twitter. Poster editan sosok Nadiem yang seolah menjadi orang hilang berseliweran di jagat maya. Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia juga sempat menuntut keringanan uang kuliah tunggal (UKT) secara serentak. (mln/pmg)
Diakses dari laman :
diakses pada tanggal 16 Juni 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar