Kamis, 26 Agustus 2021

Lawan Covid-19 dengan KOVID


 Lawan Covid-19 dengan KOVID 


 Oleh I Made Sukarata, S.Pd.SD., M.Pd 
SD N 1 Tulamben-Kubu-Karangasem.

          Dunia pendidikan mengalami perubahan dalam pelaksanaan sistem pembelajaran. Demi menjaga serta mencegah penyebaran Virus Covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat edaran Nomor 15 Tahun 2000, tentang pedoman penyelanggaraan belajar di rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19. Metode pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) dilaksanakan dengan dua pendekatan yaitu pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dan pembelajaran luar jaringan atau (luring)
        Pembelajaran daring menuntut proses pembelajaran dilaksanakan di rumah dengan menggunakan jejaring internet. Pelaksanaan daring merubah posisi guru dalam melaksanakan kewajibanya, kewajiban guru sebagai pengajar yang lazimya dilaksanakan secara tatap muka di sekolah berubah menjadi pengajar jarak jauh.
    Posisi guru yang banyak menghabiskan waktu kerja di rumah menimbulkan stigma negatif masyarakat terhadap profesi guru. Stigma negatif lainya terhadap guru saat pandemi Covid -19 ini muncul karena banyak para siswa yang mengalami beban psikologis akibat menumpuknya tugas yang diberikan oleh guru, dengan beban psikologis yang dialami siswa menyebabkan orang tua yang merupakan bagian dari masyarakat selalu mengatakan bahwa guru tidak memiliki perasaan, seenaknya sendiri dll. Berbagai stigma negatif yang muncul di masyarakat terhadap guru otomatis menimbulkan pertanyaan yang mengelitik bagaimanakah sebenarnya kredibilitas guru saat pandemi Covid-19 ini.           Lantas bagaimana agar guru mampu menunjukkan kredibilitasnya di tengah stigma negatif masyarakat saat pandemi Covid-19. Dalam konteks ini harus ada upaya dari guru yang bersifat internal agar mampu menunjukkan kredibilitasnya. Serta ada kemampuan dan kemauan guru dalam mengaktualisasikan dirinya dalam masyarakat. 
          Kredibilitas berhubungan dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesi tertentu. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesi berhubungan dengan tingkat pelayanan maupun kemampuan seseorang dalam menguasai dan melaksanakan tugasanya. Kredibilitas guru bisa dibangun secara internal dengan menambah pengetahuan yang dimilikinya dan memperbanyak wawasan untuk semua pengetahuan lainnya. 
       Upaya peningkatan kredibilitas guru bisa dilakukan dengan melawan Covid-19 dengan Kovid. Kata Kovid yang kedua ini adalah singkatan dari Komunikasi, Organisasi, Visioner, Inovasi dan Dedikasi untuk tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang guru untuk memajukan mutu pendidikan pada masa pandemi Covid-19.
        Pertama adalah Komunikasi. Dalam hal ini di maksudkan adalah komunikasi di bidang pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Komunikasi penting dilakukan dengan pendukung sekolah agar memiliki persepsi yang sama dalam proses pembelajaran pada pandemi Covid-19. Kita ketahui komunikasi sejak pertengahan maret 2020 mengalami revolusi, ruang kelas yang biasanya dipenuhi siswa berubah menjadi ruang-ruang kosong tanpa penghuni. Dalam perspektif magis, ruang-ruang kelas ini mungkin sudah dipenuhi oleh makhluk gaib yang memanfaatkan kekosongan ruang kelas tersebut. Kelas berubah dan berada dalam setiap rumah-rumah siswa, guru tidak lagi datang ke sekolah untuk menyampaikan materinya. Guru cukup berada di rumah atau tempat yang memungkinkan untuk memberikan materi ajar kepada siswa. Modal utama guru dan siswa dalam pembelajaran daring adalah media pembelajaran berupa handphone atau komputer/laptop, dan paket data sebagai basis jaringan internet. 
    Ketika sistem belajar daring atau online mulai diterapkan pada saat pandemi ini, beberapa permasalahan pun bermunculan. Hal tersebut tidak lain dipicu oleh ketidak-familiaran kedua pihak, baik pengajar maupun peserta didik akan sistem belajar tersebut. Namun yang paling menjadi sorotan dalam hal ini adalah ketidaksiapan pengajar, fasilitas yang kurang mendukung dan kesenjangan digital yang jika tidak ditangani dengan baik akan memicu kegagalan proses belajar mengajar secara online.         Pada saat akan menghadapi new normal SD Negeri 1 Tulamben dan pendukung perangkat sekolah bekerjasama melaksanakan simulasi bagaimana cara menghadapi jika pemerintah memutuskan pembelajaran di laksanakan tatap muka. Adapun beberapa langkah yaitu memutuskan pembelajaran sementara membangun manajemen sekolah yang salah satunya tetap memasukkan unsur pembelajaran tetap berjalan dan aktif di tengah pandemi Covid-19. Sekolah tetap mengikuti aturan pemerintah yaitu: Pertama, penurunan dan penjemputan siswa. Hal ini berlaku bagi siswa yang diantar-jemput oleh orangtua. Sekolah mengatur titik penurunan dan penjemputan sehingga tidak terjadi penumpukan siswa. Kedua, sarana dan fasilitas cuci tangan. Untuk mencuci tangan sampai bersih diperlukan sarana dan fasilitas hand sanitizer, seperti air yang mengalir, sabun cuci tangan dan kain atau tisu pengering. Ketiga, menyediakan alat ukur suhu tubuh. Sekolah menyediakan alat ukur suhu tubuh jenis termometer gun yang sesuai kebutuhan. Keempat, menyediakan cadangan masker. Hal ini berguna untuk mengantisipasi warga sekolah yang lupa membawa masker atau maskernya mengalami kerusakan saat berada di sekolah. Kelima, tempat duduk siswa. Dalam satu ruang kelas diisi minimal kapasitas normal sehingga antar tempat duduk berjarak 1,5 meter. Keenam, menjaga kebersihan fasilitas dan sarana. Kebersihan fasilitas yang ada di ruang kelas maupun laboratorium sekolah perlu dijaga dengan disinfektan. Ketujuh, tidak membuka warung atau kantin. Siswa dan guru dianjurkan membawa bekal makanan dan minuman sendiri dari rumah. Sebab kantin atau warung sekolah disekitar sekolah dilarang buka. Kedelapan, meniadakan tempat bermain atau berkumpul siswa. Semua tempat itu ditutup atau ditiadakan agar siswa tidak berkumpul. Pembelajaran selesai siswa dianjurkan untuk langsung pulang ke rumah. Kesembilan, mengatur jadwal pelajaran masa pandemi termasuk jadwal siswa giliran masuk sekolah. 
        Harapan sekolah menerapkan pembelajaran secara luring atau tatap muka pada percobaan new normal mempunyai beberapa kelebihan. Siswa lebih fokus mengerjakan tugas karena di dampingi guru dan mengerjakanya tanpa gangguan alat komunikasi lainnya. Dibandingkan dengan pembelajaran jarak jauh yang seringkali siswa diberikan tugas lewat hand phone/ Whatshapp dalam aplikasi media kebanyakan tidak fokus mengerjakan. Selain jaringan internet, yang perlu kesiapan adalah aspek sumber daya manusia, yaitu guru dan siswa. Sudahkah semua guru dan siswa tidak mengalami “gagap teknologi”. Penguasaan teknologi aplikasi pembelajaran menjadi elemen yang mempengaruhi proses pembelajaran daring. Para guru harus menyiapkan materi berbasis daring, dan siswa harus siap memahami materi melalui pembelajaran daring. Sebuah perubahan cepat yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran.
     Yang kedua adalah Organisasi. Tentunya kita sebagai seorang guru memiliki kewajiban untuk mengelola dan mengorganisasikan segala proses pendukung pembelajaran di masa Pandemi Covid-19. Agar proses pembelajaran tetap berlangsung walaupun melalui PJJ. 
        Dalam PJJ agar mutu pembelajaran dan penilaian dapat dipertahankan dalam kondisi keterbatasan interaksi sosial maka pilar-pilar penopang mutu pendidikan yaitu kecakapan literasi, penguatan karakter, serta kecakapan 4C (Critical Thinking, Creativity, Communication, dan Collaboration) perlu terus ditegakkan melalui inovasi pembelajaran jarak jauh. Pengawalan proses yang bermutu inilah yang menjadi fokus utama dalam pembinaan sekolah yang perlu disiapkan bersama antara pemerintah pusat dan daerah.
     Ketiga adalah Visioner. Kepemimpinan visioner memiliki karakteristik khas yang menjadi dasar untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku pemimpin yang memiliki orientasi pada visi. Menurut Nasir (2012) kepemimpinan visioner adalah: 1). Berwawasan ke masa depan. Pemimpin visoner mempunyai pandangan yang jelas terhadap suatu visi yang ingin dicapai, agar organisasi yang dia masuki dapat berkembang. sesuai dengan visi yang ingin dia capai. 2). Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak peragu, dan selalu siap menghadapi resiko. Pemimpin visioner juga menunjukkan perhitungan yang cermat, teliti dan akurat dalam memperhitungkan kejadian yang di anggapnya penting. 3). Mampu menggalang orang lain untuk bekerja keras dan bekerjasama dalam menggapai tujuan. Pemimpin visioner adalah sosok pemimpin yang patut dicontoh, dia mau membuat contoh agar masyarakat sekitar mencontoh dirinya. 4). Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola mimpi menjadi kenyataan. Pemimpin visioner merupakan orang yang memiliki komitmen kuat terhadap visi yang diembannya. 5). Mampu mengubah visi ke dalam aksi. Dia dapat merumuskan visi ke dalam misinya yang selanjutnya dapat diserap anggota organisasi yang dapat menjadikan bahan acuan dalam setiap melangkah ke depan. 6). Berpegang erat kepada nilai-niliai spiritual yang diykininya. Memiliki integritas kepribadian yang kuat, memancarkan energy, vitalitas dan kemauan yang membara untuk selalu berdiri pada posisi yang segaris dengan nilai-nilai spiritual. 7). Membangun hubungan (relationship) secara efektif, memberi penghargaan dan respek. Sangat peduli kepada orang lain (bawahan), memandang orang lain sebagai asset berharga yang harus di perhatikan, memperlakukan mereka dengan baik layaknya keluarga. 
        Berbicara kepemimpinan organisasi sekolah, kepala sekolah merupakan seseorang yang berada di garda terdepan dalam upaya mencerdaskan bangsa. Kepala sekolah merupakan ujung tombak dalam keberhasilan maju atau tidaknya suatu satuan pendidikan yang ia pimpin. Kepala sekolah memikul tanggung jawab terhadap kenyamanan dan ketertiban lingkungan sekolah serta warga sekolahnya. Rasa aman dan nyaman ini harus dirasakan oleh guru, siswa dan orangtua. Termasuk dalam hal keamanan dan kenyamanan di masa tanggap darurat Covid-19. 
        Selama pembelajaran pandemi permasalahan yang dihadapi peserta didik SD Negeri 1 Tulamben diantaranya adalah beberapa siswa tidak aktif mengikuti pembelajaran, absensi tidak bisa tepat waktu bahkan ada yang tidak absen dikarenakan masalah kuota dan sinyal. Menjadi hal yang lumrah apabila pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring tidak berlangsung sukses 100 %. Melihat tidak semua siswa mampu mengikuti, mengingat faktor ekonomi orang tua atau wali murid, namun akan menjadi sukses 100 % apabila pelaksanaan daring tersebut menggunakan berbagai metode dan berbagai pendekatan pembelajaran. 
        Keempat adalah inovasi. Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal, terutama pola hidup sehari-hari dan satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan menyesuaikan diri. Semua tahu, kita sedang dan akan menghadapi masa-masa sulit dalam beberapa bulan ke depan. Tetapi, bukan berarti kita tak bisa berbuat apa-apa. 
        Saat ini, inovasi tentu sangat dibutuhkan dalam berbagai sektor kehidupan, tak terkecuali pendidikan. Sebagaimana diketahui bersama, untuk mencegah penyebaran Covid-19, sekolah hingga universitas mengubah proses pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau remote learning. Di sinilah pentingnya orangtua, guru, dan murid bersinergi untuk mengoptimalkan pembelajaran melalui penggunaan teknologi. Sekolah perlu terus membuka diri pada perubahan, guru jangan segan beradaptasi dengan kebaruan.
         Yang kelima adalah dedikasi. Seperti yang disampaikan oleh pengurus besar PGRI bahwa mengusung tagline Menolak Menyerah karena Covid-19. Melalui tagline tersebut, PB PGRI mengajak semua guru untuk terus berkreativitas dan juga tetap menunjukkan dedikasi yang sangat dibutuhkan di dalam situasi pandemi saat ini sehingga proses pembelajaran pun berjalan maksimal. 
            Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan bahwa kreativitas dan dedikasi diperlukan karena akan sulit rasanya memberikan proses pembelajaran yang terbaik bagi anak tanpa adanya kreativitas dan dedikasi dalam situasi seperti ini.                    Tantangan yang dihadapi guru di seluruh dunia itu sama. Yakni bagaimana menegakkan disiplin anak-anak selama belajar dengan adaptasi baru di masa pandemi. Lalu bagaimana juga mengatasi rasa jenuh pada siswa dan juga capaian pembelajaran. Dedikasi, motivasi dan percaya diri guru sangat dibutuhkan dalam pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid 19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makna Hari Raya Galungan Dan Kuningan

  Makna Hari Raya Galungan Dan Kuningan Makna Hari Raya Galungan Hari Raya Galungan   yang tahun ini jatuh pada Rabu (10/11/2021), merupak...